Minggu, 26 Februari 2012

KPJR ( Konstruksi Perkerasan Jalan Raya )


Jenis konstruksi perkerasan :
  1. Konstruksi perkerasan lentur ( flexible pavement ), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai pengikat. Lapisan-lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan bebab lalu lintas ke dasar tanah.
  2. Konstruksi perkerasan kaku ( rigid pavement ), yaitu perkerasan yang menggunakan semen (portland cement ) sebagai bahan pengikat. Pelat beton dengang atau tanpa tulangan diletakan di atas tanah dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul pelat beton.
  3. Konstruksi perkerasa komposit ( composite pavement ), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur, dapat berupa perkerasan kaku diatas perkerasan lentur atau sebaliknya.
Perbedaan perkerasan lentur dan perkerasan kaku

perkerasan lentur
perkerasan kaku
Bahan pengikat
Aspal
Semen
Repetisi bahan
Akan timbul rutting
(lendutan pada jalur roda)
Timbul retak-retak pada permukaan
Penurunan tanah datar
Jalan bergelombang
(mengikuti tanah dasar)
Bersifat sebagai balok di atas perletakan
Perubahan temperatur
Modulus kekakuan berubah.
Timbul tegangan dalam yang kecil.
Modulus kekakuan tidak berubah.
Timbul tegangan dalam yang besar.

Kriteria konstruksi perkerasan lentur :
·         Sayrat-syarat berlalu lintas
1.       Permukaan yang rata, tidak bergelombang, tidak melendut dan tidak berlubang.
2.       Permukaan cukup kaku, sehingga tidak mudah berubah bentuk akibat beban yang bekerja di atasnya.
3.       Permukaan cukup kesat, memberikan gesekan yang baik antara ban dan permukaan jalan sehingga tidak mudah selip.
4.       Permukaan tidak mengkilat, tidak silau jika terkena sinar matahari.



·         Syarat-syarat kekuatan / structural
1.    Ketebalan yang cukup sehingga mampu menyebarkan beban/ muatan lalu lintas ke tanah dasar.
2.    Kedap terhadap air, sehingga air tidak mudah meresap ke lapisan bawahnya.
3.    Permukaan mudah mengalirkan air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya dapat cepat dialirkan.
4.    Kekakuan untuk memikul beban yang bekerja tanpa menimbulkan deformasi yang bearti.
Agar syarat-syarat di atas dapat terpenuhi, perencanaan dan pelaksanaan konstruksi perkerasan lentur jalan harus mencakup :
1.       Perencanaan tebal masing-masing perkerasan
2.       Analisa campuran bahan
3.       Pengawasan pelaksanaan pekerjaan

Konstruksi perkerasan
1.       Lapis permukaan (surface course)
2.       Lapis pondasi atas (base course)
3.       Lapis pondasi bawah (subbase course)
4.       Lapis tanah dasar (subgrade)
Beban lalu lintas yang bekerja diatas konstruksi perkerasaan :
1.       Muatan kendaraan berupa gaya vertical
2.       Gaya rem kenfaran berupa gaya horizontal
3.       Pukulan roda kendaraan berupa getaran-getaran
Fungsi :
1.       Lapis permukaan (surface course)
a.       Lapis perkerasan penahan beban roda
b.      Lapis kedap air
c.       Lapis aus (wearing course)
d.      Lapis yang menyebarkan beban ke lapisan bawah

2.       Lapisan pondasi atas ( base course)
a.       Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan beban kebagian bawahnya
b.      Lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah
c.       Bantalan terhadap lapisan permukaan
3.       Lapisan pondasi bawah (subbase course)
a.       Bagian dari konstruksi perkerasan untuk menyebarkan beban roda ke tanah dasar
b.      Effesiensi penggunaan material
c.       Mengurangi tebal lapisan di atasnya yang lebih mahal
d.      Lapis peresapan
e.      Lapisan pertama, agar pekerjaan dapat berjalan lancar
f.        Lapisan untuk mencegah partikel halus dari tanah dasar naik ke lapis pondasi atas
4.       Lapis tanah dasar (subgrade)
Tempat meletakan pondasi bawah. Ditinjau dari muka tanah asli lapis tanah dasar dibedakan berdasarkan :
a.       Lapis tanah dasar, tanah galian
b.      Lapis tanah dasar, tanah timbunan
c.       Lapis tanah dasar, tanah asli
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan konstruksi perkerasan jalan, yaitu :
1)      Fungsi jalan
2)      Kinerja perkerasan (pavement performance)
3)      Umur rencana
4)      Lau lintas yang merupakan beban dari perkerasan jalan
5)      Sifat tanah dasar
6)      Kondisi lingkungan
7)      Sifat dan banyak terdapat di lokasi
8)      Bentuk geometrik lapisan perkerasan
Perkerasan lentur jalan baru, dapat dibedakan dalam dua metode :
1)      Metoda empiris, metoda inidikembangkan berdasarkan pengalaman dan penelitian dari jalan-jalan yang dibuat khusus untuk penelitian atau jalan yang sudah ada
Seperti :
Metoda AASTHO
NAASRA
Road Note 29
Bina Marga
Asphalt Institute
Dll
2)      Metoda teoritis, metoda ini umumnya digunakan saat ini berdasarkan teori elastic (elastic layered theory). Teori ini membutuhkan nilai modulus elastisitan dan poisson ratio dari setiap lapisan perkerasan.

1 komentar: